Ada sebuah pertanyaan 'pengandaian' yang kali ini ingin saya bagikan. If a writer falls in love with you... And... Then.... What?
Can you guess what's the correct statement to complete that clumsy question?
Well...
Saya yakin cinta adalah bahasan paling pasaran yang selalu selalu tak ada padamnya dari pikiran setiap insan. Bahkan si pemilik hati bekupun tak urung meski akan mati-matian ia ingkari, merasakan atau pernah merasakan fenomena itu. Baik fenomena tersebut membuatnya bahagia, ataupun membuatnya sakit dan sekarat. Tapi biasanya cinta datang membawa kebahagiaan yang sepaket dengan luka yang menyakitkan. Kembali ke pertanyaan di atas, bagaimana jika seorang penulis jatuh cinta pada kamu yang biasa saja?
Harus diakui.
Cinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk diungkapkan bagi sebagian orang. Mengungkapkannya saja sulit apalagi menuliskannya. Tapi harus kita tahu, dimana ada hitam, ada putih. Ada langit, ada bumi. Ada kebalikan dari setiap kebiasaan. Jika dibandingkan dengan apa yang dirasakan seseorang ketika dia jatuh cinta dalam hatinya dan apa yang dapat ia tuliskan dalam selembar kertas kosong tentang perasaannya, tentu tak ada yang bisa menandingi apa yang saat itu sedang dirasakannya.
Bahkan seorang Shakespeare sendiri tidak mampu menuliskan syair-syair cinta yang seindah perasaan yang benar-benar kita rasakan. Jika sedang jatuh cinta, jadilah senyum tersungging kala dibaca. Jika sedang putus cinta, airmatapun turut serta merta bersama. Bukan tulisan yang membuat kita menangis, namun rasa dan pengalaman hatilah yang membenarkan tulisan itu. Sementara tulisan itu hanyalah berupa dramatisasi.
Dan jika seseorang mampu dan sanggup menuliskan namamu dalam cerita cinta terindah yang teramat dramatisnya, maka kau adalah orang yang beruntung dicintai orang sepertinya. Hanya cinta yang besar yang bisa menggerakkan tangan seseorang untuk merangkai kata demi kata tentang kamu yang dicintainya, dia mampu membuatmu menjadi sosok sempurna yang telah datang dalam hidupnya dan mempersuasi pembacanya bahwa kaulah bintang dan bulan itu. Kau abadi dalam tulisannya.
Berbanggalah kau jadi objek sudut pandangnya. Karena cinta seorang penulis begitu langka dan hanya bisa dianalisa, sangat sulit untuk menerima pengakuan langsung. Dia berbicara dari tulisannya, bukan karena dia pengecut atau apa. Dia ingin kau sekilas saja membaca dan ikut mendoakannya, semoga Tuhan memberinya keberanian untuk mengatakan perasaannya secara langsung padamu jika kau ragu bahwa dirimulah objeknya.
So...
If a writer falls in love with you...
You can never die.
(Mik Everett's Quote)
❤❤❤
Nb: untuk para penulis, jangan merasa kecut pada ungkapan "kamu adalah apa yang aku tulis, tapi aku adalah apa yang tidak pernah kamu baca". Cinta sejati akan membawa syairmu terbang ke takdirnya. Namun jika bukan dia dan belum happy ending, akan ada chapter baru yang harus kamu jadikan masterpiece.
With Love
-K-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar